JAKARTA: Saat pemilihan umum semakin dekat dan partai-partai politik berusaha untuk bersatu di belakang nama-nama populer, bisnis Indonesia telah menyatakan keprihatinan bahwa tidak ada calon presiden saat ini, mengingat latar belakang mereka, yang memikirkan ekonomi.
Sofjan Vanandi, Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Pengusaha Indonesia (ABINDO), mengatakan tidak satu pun dari tiga kandidat yang menduduki peringkat teratas survei memiliki pemahaman yang baik tentang urusan ekonomi.
Siapapun yang memenangkan kursi presiden, kami berharap wakil presiden memahami ekonomi karena ekonomi adalah tantangan terbesar bagi kami para pebisnis dalam lima tahun ke depan, kata Sofjan.
Sofjan menjelaskan konteks global dan kaitannya dengan Indonesia.
Meski tidak hancur total, ekonomi global tidak dalam kondisi baik, dengan suku bunga tinggi dan banyak negara maju dengan inflasi yang terus-menerus atau sudah di ambang resesi. Perekonomian Indonesia terbukti tangguh di tengah semua ini, tetapi tidak kebal terhadap penurunan global, dan pemerintahan berikutnya harus menghadapi permintaan ekspor Indonesia yang lebih rendah.
Awal bulan ini, Bank Indonesia mengumumkan bahwa inflasi intervensi tahunan telah dikendalikan kembali lebih cepat dari yang diharapkan karena jendela target bank sentral sebesar 3% kembali ke plus atau minus 1%.
Seperti yang dilaporkan awal pekan ini, indeks kepercayaan konsumen BI mencapai level tertinggi dalam satu tahun karena masyarakat Indonesia lebih optimis tentang prospek ekonomi negara dan ketersediaan lapangan kerja, yang biasanya merupakan awal dari peningkatan belanja rumah tangga.
Selain itu, aktivitas ekonomi meningkat pada kuartal pertama tahun ini karena pertumbuhan PDB tahunan naik menjadi 5,03%, mengalahkan konsensus pasar.
“Kita harus saling membantu dan menyelesaikannya bersama-sama, karena apapun yang terjadi pada ekonomi kita, bisnis akan terpukul, begitu pula masyarakat kita,” kata Sofjan.
Presiden Abinto yang baru diangkat, Shinda Kamdani, mengatakan asosiasi tidak terlibat dalam memutuskan kandidat mana yang melakukan apa.
Shinda menambahkan, bagaimanapun, mendengarkan aspirasi bisnis dan memastikan mereka termasuk dalam visi kandidat sangat penting.
“Jadi, yang akan dilakukan Abindo adalah memastikan rekomendasi yang kami sebutkan masuk dalam rencana ekonomi para kandidat.
“Jadi, siapa pun yang menang akan membawa nasehat para pelaku bisnis,” ujar Shinda.
Arsjad Rasjid, ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia, atau GAD, mengatakan kepada The Jakarta Post Jumat lalu bahwa Indonesia berada pada tahap penting dalam “perjalanan ekonomi dan pembangunan”.
“Penting bagi negara ini untuk memiliki pemimpin yang memiliki pemahaman mendalam tentang ekonomi dan investasi untuk mengarungi tantangan global dan ekonomi ke depan,” kata Arsjad.
Namun demikian, keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia tidak hanya bergantung pada pemimpin saja, tegasnya, “serta partisipasi aktif seluruh masyarakat, swasta dan pemangku kepentingan lainnya.”
“Saya pikir tidak cukup bagi pemimpin berikutnya untuk memahami ekonomi.
“Kodong Royang (Gotong Royong) dan Pinneka Tunggal Iga (Bhinneka Tunggal Iga) merupakan prinsip ideologis utama yang harus ditanamkan kepada para calon, sehingga menjamin pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.” – Jakarta Post/ANN
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya