Pada hari Selasa, Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken, di mana keduanya membahas upaya untuk membangun gencatan senjata yang langgeng di Jalur Gaza.
Sebuah langkah Sebuah laporan oleh BenarNewsItu mengutip jumpa pers Dari Kementerian Pertahanan RI, Prabowo menyampaikan kepada Menlu bahwa Indonesia menyambut baik Adopsi Senin Resolusi Dewan Keamanan PBB yang diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo juga menyatakan kesiapan Indonesia untuk bekerja sama dengan negara-negara yang saat ini ingin menjadi penengah antara Palestina dan Israel. Ia mengatakan Indonesia siap bekerja sama dengan AS, Mesir, dan Qatar untuk “memastikan kelanjutan perundingan dan mencapai gencatan senjata permanen di Palestina”. “Gencatan senjata yang segera, menyeluruh dan komprehensif diperlukan untuk menghidupkan kembali proses perdamaian,” tambahnya, menurut kantor berita Indonesia. diantara.
A Bacaan singkat Dari Departemen Luar Negeri AS, Blinken mengatakan dia “berterima kasih kepada Menteri Pertahanan atas dukungan Indonesia dalam mencapai gencatan senjata segera di Gaza dan pembebasan seluruh sandera.”
Dalam pidatonya di Dialog tahunan Shangri-La di Singapura pada 1 Juni, Prabowo berbicara dengan Presiden AS Joe Biden. Usulan terbaru Gencatan senjata di Gaza adalah “sebuah langkah ke arah yang benar” dan Indonesia akan “melakukan segala yang kami bisa untuk memberikan bantuan kemanusiaan”. Dia juga menawarkan pengiriman pasukan penjaga perdamaian untuk mengawasi penyelesaian politik apa pun yang mungkin muncul dalam beberapa bulan mendatang.
Intervensi Prabowo dalam krisis Gaza mencerminkan niatnya untuk mengambil peran aktif setelah ia menjabat pada bulan Oktober. Sejak kemenangannya yang menentukan dalam pemilihan presiden pada bulan Februari, menteri pertahanan telah melakukan beberapa kunjungan penting ke luar negeri, termasuk ke Jepang, Tiongkok dan Malaysia. Ia juga mengunjungi Singapura, di mana ia bertemu dengan Perdana Menteri Lawrence Wong dan berpidato di Forum Keamanan Dialog Shangri-La awal bulan ini.
Ini agak tidak biasa; Presiden terpilih Indonesia terakhir tidak melakukan perjalanan formal ke luar negeri sebelum menjabat. Namun status Prabowo sebagai Menteri Pertahanan memberinya kesempatan untuk bertemu dan menyapa para pemimpin yang akan menjabat bersamanya ketika ia mulai menjabat pada bulan Oktober.
Pertemuan Prabowo dengan Blinken terjadi setelah ia berpidato di konferensi internasional mengenai krisis Gaza di ibu kota Yordania. Ia mengatakan bahwa “Pemerintah dan rakyat Indonesia mendukung penuh kemerdekaan Palestina sebagai solusi nyata konflik Gaza.”
Teks lengkap tersedia dalam teksnya – Bahasa Indonesia Di Sini – Prabowo mengkritik negara-negara yang tidak disebutkan namanya yang kurang berkompromi dan mengklaim menjunjung tinggi norma-norma internasional, namun “menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil yang melanggar hukum kemanusiaan internasional.”
“Kami menyerukan semua negara besar untuk menggunakan pengaruh signifikan mereka untuk menegakkan hukum internasional,” tambahnya. “Bencana kemanusiaan yang terjadi di depan mata kita harus segera diatasi.”
Jika Prabowo ingin berperan lebih aktif dalam urusan luar negeri dibandingkan pendahulunya, Joko Widodo, maka isu Israel-Palestina masuk akal. Penderitaan warga Gaza dan penderitaan rakyat Palestina pada umumnya merupakan subyek perhatian besar di Indonesia, yang telah lama terang-terangan mendukung perjuangan Palestina dan mengutuk Israel.
Pada saat yang sama, pembicaraan antara Prabowo dan Blinken dan komentar baru-baru ini mengenai dialog Shangri-La menunjukkan bahwa ia mencoba untuk tidak mengkritik dan memainkan peran yang lebih konstruktif dalam menyelesaikan konflik.
Masih harus dilihat apakah ia dapat melakukan hal tersebut tanpa melampaui batas-batas perdebatan politik dalam negeri seputar isu Israel-Palestina di Indonesia. Bagaimanapun juga, keterlibatan Prabowo dalam isu ini menunjukkan bahwa pemerintahannya dapat menandai awal dari kehadiran Indonesia yang baru dan lebih aktif di panggung dunia.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya