Menurut sumber publik, ekspor konsentrat spodumene ke Indonesia dari Port Hedland berjumlah 16.200 ton pada Mei 2024, pertama kali dalam sejarah sejak pelabuhan tersebut mulai mengirimkan spodumene ke Tiongkok dan Korea Selatan pada tahun 2021. Ekspor bulan Mei ke kedua negara ini masing-masing sebesar 106.088 ton dan 9.800 ton.
Sumber: Informasi Publik
Ekspor ke Indonesia dimulai pada 11 Juni waktu setempat untuk proyek garam litium 60.000 ton milik Chengxin Lithium, perusahaan Tiongkok pertama yang membangun kapasitas garam litium di Indonesia.
Indonesia dipilih karena biayanya yang rendah di tengah murahnya tagihan gas alam dan listrik, serta jaraknya yang dekat ke Australia. Sementara itu, negara ini telah melakukan upaya besar untuk mengembangkan rantai industri kendaraan listriknya, termasuk kebijakan yang ramah lingkungan.
Selain kapasitas garam litium, produsen mobil sudah mulai menjajaki pasar Indonesia sejak lama.
BYD berencana menginvestasikan US$1,3 miliar untuk membangun pabrik kendaraan listrik dengan basis manufaktur di dalam negeri yang dapat memproduksi 30.000 kendaraan per tahun, terutama melalui perakitan lokal. SAIC Motor mengumumkan pada bulan Juni 2017 bahwa pabriknya di Indonesia akan secara resmi mulai berproduksi pada tahun 2019, dengan produk utamanya adalah SAIC MG.
Ditulis oleh Aggie Hu, [email protected]
More Stories
Nota Kesepahaman tentang Transfer Teknologi Mineral Penting Indonesia, Inggris
Airbus Bermitra Rakit H145 Baru TNI AU
FIFA dan Indonesia bersama-sama merenovasi 21 stadion sepak bola dengan biaya $175 juta