TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga UnoIa mengumumkan pada Senin bahwa ia akan mengunjungi New York City, AS pada 11 April 2024, hari kedua Idul Fitri. Sandhyaka mengatakan dirinya mendapat jadwal untuk berbicara di Majelis Umum PBB tentang pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
“Di PBB saya akan berbicara tentang transformasi pariwisata Indonesia pasca pandemi COVID-19,” kata Sandiaga di kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Ia menjelaskan, pariwisata Indonesia pascapandemi Covid-19 akan lebih fokus pada kualitas kunjungan wisatawan jangka panjang. Selain itu, pariwisata Indonesia berfokus pada wisata belanja, yang akan berdampak lebih besar pada perekonomian lokal yang sangat terdampak oleh pandemi ini.
Mengacu un.org Website 'Pekan Keberlanjutan' Majelis Umum PBB akan diselenggarakan pada tanggal 15-19 April 2024 di Markas Besar PBB di New York, AS. Pertemuan tingkat tinggi mengenai pariwisata akan diadakan pada 16 April.
Saat diwawancarai wartawan, Senin, 8 April 2024, Sandhyaka menyebut bulan-bulan ini bisa jadi merupakan bulan-bulan terakhirnya menjabat Menteri Pariwisata. Ia mengenang, dirinya dan tim di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengalami tantangan yang luar biasa di masa pandemi Covid-19, karena 45 juta masyarakat Indonesia bergantung pada sektor ekonomi kreatif.
Menanggapi pertanyaan apakah ia masih ingin menjadi menteri di pemerintahan baru, Sandhyaka menegaskan bahwa itu adalah hak prerogratif presiden berikutnya. Ia hanya mengingatkan agar masyarakat Indonesia mendorong presiden terpilih dan seluruh pihak terkait untuk memberikan kontribusi terbaiknya untuk Indonesia.
Santo Segarvati
Seleksi Guru: Kementerian melarang backpacker umrah, menghimbau jamaah untuk bepergian dengan agen yang berlisensi
klik disini Dapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya