Oktober 17, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Menteri Indonesia menjelaskan preferensi investor asing terhadap pusat data di Malaysia

Menteri Indonesia menjelaskan preferensi investor asing terhadap pusat data di Malaysia

Jakarta: Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Budi Arie Setiadi, menyoroti faktor utama keengganan investor asing untuk berinvestasi di sektor pusat data di Republik ini, mengingat banyak orang lebih memilih untuk mendirikan fasilitas di Malaysia, khususnya di Johor.

Mengutip laporan Maybank, dia mengatakan investasi Jogar di pusat data yang mendukung kecerdasan buatan (AI) dan komputasi awan akan mencapai US$3,8 miliar pada tahun ini. Malaysia menawarkan tiga keunggulan utama: harga listrik yang kompetitif, pembebasan pajak dan kepastian hukum, menjadikannya tujuan yang sangat menarik bagi investor asing.

“Biaya listriknya delapan sen per kWh, ada pembebasan pajak untuk barang modal, dan yang ketiga, ada kepastian hukum dalam investasi,” ujarnya, baru-baru ini dikutip portal online lokal TrenAsia.

Dia menekankan perlunya meningkatkan iklim investasi dan reputasi Republik untuk menarik investor asing, menganjurkan proses investasi yang disederhanakan, dan menyatakan tujuannya untuk membuat harga listrik untuk pusat data lebih terjangkau bagi operator.

Untuk mendukung inisiatif ini, Pusat Data Digital (BDDC) secara resmi meluncurkan pusat data 1 Tier IV Jakarta Tenggara pada tanggal 9 Oktober, yang akan berfungsi sebagai Indonesia Internet Exchange (IIX-JK2) kedua yang bekerja sama dengan Penyedia Layanan Internet Indonesia. Asosiasi (APJII).

Seperti dilansir CNBC pada bulan Juni, Malaysia dengan cepat menjadi pusat data yang kuat di Asia Tenggara karena meningkatnya permintaan akan komputasi awan dan AI.

Negara ini telah menarik miliaran investasi dari perusahaan teknologi besar seperti Google, Nvidia dan Microsoft, khususnya di Johor Bahru, ibu kota negara bagian Johor, yang berbatasan dengan Singapura.

Perusahaan intelijen pusat data DC Byte, direktur pelaksana APAC James Murphy memperkirakan bahwa Johor Bahru akan menyalip Singapura menjadi pasar pusat data terbesar di kawasan ini, tumbuh dari hampir nol dua tahun lalu.

READ  Ke mana kita pergi hari ini: masakan asli Indonesia 'Tenten'

Kota ini juga diakui sebagai pasar dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara berdasarkan Indeks Pusat Data Global 2024 DC Byte.