Pada hari Jumat tanggal 31 Maret 2023 KBRI Khartoum kembali menyelenggarakan acara buka puasa bersama bagi masyarakat dan pelajar Indonesia di Sudan di Wisma Duda.
Kegiatan dan doa Ramadhan memberikan kesempatan untuk berkumpul dan terhubung, momen yang dinantikan dan dirindukan oleh masyarakat Indonesia dan mahasiswa di Khartoum.
Berbagai elemen masyarakat hadir dalam buka puasa bersama yang diselenggarakan KBRI Khartoum untuk kedua kalinya, antara lain KBRI Khartoum, PPI, PPBI dan Organisasi Keluarga Daerah (Baguiban) serta tenaga profesional Indonesia. .
Kegiatan diawali dengan buka puasa bersama WNI dengan mencicipi Takjil dan jajanan khas Indonesia, bubur kacang hijau, kue bukis, penata dan aneka gorengan serta makanan khas Indonesia lainnya.
Dalam sambutannya, Dubes RI Sudan Sunarko mengimbau masyarakat dan mahasiswa Indonesia untuk terus menunaikan bulan Ramadan dengan meningkatkan kualitas ibadah dan menanamkan rasa berprestasi pada mahasiswa Indonesia. “Ramadhan adalah bulan penuh semangat bagi umat Islam untuk berprestasi, khususnya bagi kalangan pelajar,” lanjutnya.
Dubes RI juga berbagi informasi mengenai perkembangan dan kemajuan di dalam negeri serta perkembangan hubungan Indonesia-Sudan di berbagai bidang, termasuk hubungan yang lebih erat antara kedua bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, Universitas Al Qur’an Al Karim dan Magister Ilmu Islam Ustadz Yuzron Kamal yang menjabat sebagai Imam salat Maghrib, dan Imam Dharavi Ustad M., lulusan Khartoum. Noor Ridwan Saribuddin, M. Ed. Kemudian Institut Internasional untuk Bahasa Arab.
Sementara itu, St Aghaz Awliya El-Lutfi, BA, MA, dalam Tausiya-nya mengajak hadirin untuk selalu mengingat dan melibatkan Allah dalam setiap tindakan kita karena tidak ada keberhasilan di dunia ini tanpa rahmat dan izin Allah. SWT.
Kegiatan diakhiri dengan sholat Widr dan sholat berjamaah, setelah itu para mahasiswa diantar pulang menggunakan bus yang disediakan oleh KBRI Khartoum.
Didistribusikan oleh APO Group atas nama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Khartoum, Sudan.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya