JAKARTA (ANTARA) – Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi memuji mendiang mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Hamza Haas sebagai sosok inspiratif.
Haas meninggal di rumahnya di Jakarta pada Rabu pukul 09.30 waktu setempat. Thomafi membenarkan meninggalnya mantan wakil rektor itu kepada ANTARA, Rabu.
“Iya, Pak Hamzah Haas meninggal dunia di kediamannya sekitar pukul 09.30,” kata Sekjen.
Haas meninggal pada usia 84 tahun. Wakil Presiden RI ke-9 ini akan dimakamkan di Pemakaman Cesarua di Bogor.
Haas, lahir 15 Februari 1940 di Ketabang, Kalimantan Barat, merupakan Ketua Umum PPP selama dua periode pada 1998 hingga 2007.
Ia kemudian menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-9 pada tahun 2001 hingga 2004.
Haas sebelumnya aktif di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan menjabat sebagai Menteri Negara Penanaman Modal atau Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada masa pemerintahan Presiden Habibie.
Hamzah Haas sebagai sosok inspiratif
Mewakili PPP, Arwani Thomafi turut berduka cita atas meninggalnya mantan wakil rektor tersebut.
Thomafi mengatakan Haas meninggalkan warisan besar bagi partai berlambang GABA itu.
Almarhum adalah teladan yang baik bagi semua pekerja partai.
Almarhum dua kali (1998-2007) Ketua Umum PPP dan Wakil Presiden RI ke-9 (2001-2004). Politisi profesional yang mengayomi dan menyemangati seluruh pekerja, kata Sekjen.
Haas meninggalkan contoh yang baik bagi partai dan menjadi panutan bagi para pegawai partai dan pejabat publik.
“Pak Hamzah adalah perpaduan antara politikus dan kepribadian profesional. Beliau adalah legenda PPP,” ujarnya.
Berita terkait: Mantan wakil presiden Hamza Haas dirawat di rumah sakit
Berita Terkait: Mantan Wakil Presiden Hamza Haas meninggal dunia pada usia 84 tahun
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya