Pemulihan tanpa stabilitas
Dukungan Indonesia terhadap penggunaan bahan bakar fosil tercermin dari alokasi dana yang mencapai 8 persen dari total anggaran pemulihan ekonomi nasional.
Rencana pemulihan ekonomi terdiri dari 15 langkah strategis untuk mendukung sektor energi. Sebagian besar dari langkah-langkah tersebut akan menguntungkan industri bahan bakar fosil daripada industri energi baru dan terbarukan.
Dana terpenting yang dialokasikan untuk sektor energi, Rp 95,3 triliun (US$6,4 miliar), masuk ke perusahaan minyak dan gas Pertamina, perusahaan listrik PLN, maskapai Garuda Indonesia dan perusahaan milik negara yang terkait dengan energi bahan bakar fosil. Operator kereta api KAI, untuk mendukung bisnis mereka.
Selain itu, Rp 13,1 triliun adalah listrik bersubsidi untuk rumah tangga miskin, terutama yang dihasilkan dari pembakaran batu bara.
Pada tahun 2020, pemerintah Indonesia melanjutkan subsidi tahunan sebesar 97,3 triliun rupiah untuk berbagai bentuk energi fosil, seperti listrik, bahan bakar gas cair (LPG) dan bensin.
Sebaliknya, Rencana Pemulihan Ekonomi Nasional menetapkan subsidi hanya untuk satu jenis energi terbarukan, yaitu biodiesel.
Sementara itu, dukungan untuk bentuk energi baru dan terbarukan lainnya disebutkan, tetapi tanpa rincian alokasi dana atau proyek. Misalnya, rencana pemulihan mendukung insentif bagi pelanggan swasta untuk memasang panel surya di atap. Namun, implementasi dukungan ini tidak jelas.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya