Desember 23, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Karya seni tertua di dunia ditemukan di gua Indonesia

Karya seni tertua di dunia ditemukan di gua Indonesia

Kelihatannya tidak banyak — tiga orang mengepakkan sayap di sekitar seekor babi merah besar.

Namun lukisan gua sederhana yang ditemukan di Indonesia berusia 51.000 tahun adalah karya seni naratif tertua yang dibuat oleh tangan manusia, menurut penelitian baru pada hari Rabu.

“Ini adalah bukti tertua mengenai cerita yang diceritakan,” kata arkeolog Maxim Aubert dari Universitas Griffith di Australia kepada AFP.

Aubert adalah bagian dari tim yang mengidentifikasi pemegang rekor sebelumnya pada tahun 2019, sebuah adegan perburuan yang ditemukan di gua terdekat di Indonesia diperkirakan berusia hampir 44.000 tahun.

Penemuan terbaru ini, yang dilakukan dengan menggunakan teknik laser baru, menandai “pertama kalinya kita telah melewati batasan 50.000 tahun,” kata Aubert, salah satu penulis studi baru di Nature yang menjelaskan penemuan tersebut.

Bahwa manusia purba mampu menceritakan kisah “canggih” melalui seni dapat menulis ulang pemahaman kita tentang evolusi kognitif manusia, tambahnya.

“Penemuan kami menunjukkan bagian sejarah manusia yang jauh lebih tua…daripada yang diperkirakan sebelumnya,” kata arkeolog Adam Broome, rekan penulis penelitian, pada konferensi pers.

– Kencan Laser Baru –

Untuk penemuan ini, para peneliti menggunakan metode baru yang menggunakan laser dan perangkat lunak komputer untuk “memetakan” sampel batuan.

Aubert mengatakan teknik ablasi laser ini lebih akurat, mudah, cepat, murah dan membutuhkan sampel batuan yang jauh lebih kecil dibandingkan metode seri uranium sebelumnya.

Tim pertama kali menguji teknik baru ini pada pemegang rekor sebelumnya.

Ditentukan bahwa lokasi perburuan sebenarnya berusia setidaknya 48.000 tahun – 4.000 tahun lebih tua dari sistem penanggalan uranium yang ditentukan pada tahun 2019.

Tim mencoba metode laser pada lukisan tak bertanggal yang pertama kali ditemukan di sebuah gua di pulau Sulawesi, Indonesia pada tahun 2017.

Usianya ditemukan setidaknya 51.200 tahun, memecahkan rekor sebelumnya.

Lukisan yang kondisinya memprihatinkan itu memperlihatkan tiga orang sedang mengelilingi seekor babi hutan.

“Kami tidak tahu apa yang mereka lakukan,” Aubert mengakui.

Ia berspekulasi bahwa lukisan tersebut mungkin dibuat oleh kelompok manusia pertama yang melakukan perjalanan melalui Asia Tenggara sebelum tiba di Australia sekitar 65.000 tahun yang lalu.

“Hanya masalah waktu sebelum kita menemukan model lama,” tambah Aubert.

– Misteri Interval Seni –

Manusia pertama kali berevolusi di Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu.

Gambar buatan manusia pertama adalah garis dan pola sederhana yang dibuat dari oker sejak 100.000 tahun yang lalu di Afrika Selatan.

Namun ada “kesenjangan besar” dalam seni manusia sejak 50.000 tahun yang lalu hingga lukisan gua di Indonesia, kata Aubert.

“Pertanyaannya adalah, mengapa tidak di semua tempat?”

Salah satu teorinya adalah bahwa karya seni di tempat lain tidak dapat bertahan selama ribuan tahun. Satu lagi, seni kuno yang masih menunggu untuk ditemukan.

Sebelumnya seni naratif pertama diperkirakan berasal dari Eropa. Patung “Manusia Singa” yang ditemukan di Jerman berasal dari sekitar 40.000 tahun yang lalu.

Chris Stringer, antropolog di Museum Sejarah Alam London, mengatakan tanggal seni gua di Indonesia “sangat provokatif” karena usianya jauh lebih tua daripada yang ditemukan di tempat lain, termasuk di Eropa.

Stringer, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan temuan dari tim berpengalaman tampak menjanjikan tetapi perlu dikonfirmasi dengan penanggalan lebih lanjut.

“Dalam pandangan saya, penemuan ini memperkuat gagasan bahwa seni representasional pertama kali diproduksi di Afrika 50.000 tahun yang lalu, dan bahwa konsep tersebut menyebar seiring dengan penyebaran spesies kita,” katanya kepada AFP.

“Jika itu benar, bukti baru belum muncul dari wilayah lain, termasuk Afrika…”

dl/fg