SINGAPURA (Reuters) – Cargill Inc., sebuah agribisnis yang berbasis di AS, mengatakan sedang membangun kilang minyak sawit senilai $200 juta di Lombok, Indonesia. Perusahaan menargetkan selesai akhir tahun depan.
Kilang baru tersebut merupakan bagian dari pengawasan penuh Kargil terhadap rantai pasokan minyak sawitnya “dari kebun ke pelanggan”, kata perusahaan itu, seraya menambahkan bahwa mereka membutuhkan minyak sawit untuk memenuhi kebutuhan Amerika Utara dan Eropa.
“Proyek ini merupakan langkah kunci bagi Cargill untuk meningkatkan ketersediaan produk minyak goreng yang tahan lama dan produktif bagi pelanggan kami,” kata Robert Aspel, President, Kargil Asia Pacific, dalam keterangannya, Kamis.
“Rantai pasokan yang terintegrasi penuh ini meyakinkan pelanggan kami bahwa mereka akan memenuhi persyaratan produksi yang ketat dan kualitas produk tertinggi,” katanya.
Pembangunan kilang akan dimulai dan selesai pada akhir 2022, kata laporan itu.
Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia, yang digunakan dalam berbagai produk konsumen, mulai dari makanan hingga kosmetik, tetapi telah mengalami kemunduran dalam berbagai masalah mulai dari hak buruh hingga izin hutan, terutama di beberapa pasar Barat.
Industri kelapa sawit juga telah dikaitkan dengan kebakaran hutan di Indonesia, di mana setidaknya 1,6 juta hektar hutan dan lahan lainnya terbakar pada 2019 dan kerugiannya diperkirakan mencapai $5,2 miliar.
Fatin Laporan Anda; Disusun oleh Ed Davis
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya