JAKARTA (Reuters) – Indonesia mungkin menutup sebagian pembangkit listrik tenaga batu bara di dekat Jakarta untuk mengurangi polusi udara yang mempengaruhi kota tersebut, kata seorang menteri senior pada hari Rabu.
Negara ini berencana untuk menutup kapasitas listrik sebesar 2 gigawatt (GW) di pembangkit listrik tenaga batu bara Suralaya berkapasitas 4 gigawatt di provinsi Banten, Indonesia, yang dimiliki oleh perusahaan utilitas negara PT Perusahan Listrik Negara (PLN), menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Bandjaitan . Dan investasi, mengawasi kebijakan material tertentu, dikatakan pada konferensi energi surya.
“(Penutupan Suralaya) kritis terhadap pencemaran udara di Jakarta,” kata Luhut. “Kami sedang mengerjakannya dan akan segera mengumumkannya.”
PLN tidak segera menanggapi permintaan komentar.
PLN mengoperasikan delapan unit di kompleks pembangkit listrik Suralaya sebelah barat Jakarta, unit tertua yang beroperasi sejak tahun 1980an.
Pembangkit listrik di Suralaya adalah salah satu sumber listrik utama di Jakarta, namun pembangkit listrik ini juga dianggap sebagai penyebab polusi udara di kota berpenduduk 10 juta jiwa tersebut.
Warga Jakarta mengeluhkan lalu lintas yang kronis, kabut asap industri, dan udara beracun dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Beberapa dari mereka berhasil mengajukan gugatan perdata pada tahun 2021 yang menuntut tindakan pemerintah untuk mengendalikan polusi udara.
Di sela-sela konferensi, Wakil Menteri Kelautan Rachmat Qaimuddin mengatakan diskusi mengenai perhitungan biaya dan rincian lainnya untuk penutupan beberapa unit Suralaya sedang berlangsung.
Ketika Indonesia sedang mempertimbangkan untuk menutup beberapa unit di Suralaya, PLN juga menambah kapasitas di sana.
Melalui perusahaan patungan dengan perusahaan Indonesia Barito Pacific, PT Indo Raya Tenaga, PLN sedang membangun kapasitas pembangkit listrik tenaga batubara modern sebesar 2 GW di Suralaya untuk memasok listrik ke Jawa dan Bali.
Kantor berita Antara melaporkan pekan lalu bahwa kapasitas listrik baru akan beroperasi pada akhir Agustus.
($1 = 15.440.0000 rupee)
(Laporan Francesca Nango; Ditulis oleh Gayatri Suryo; Disunting oleh Christian Schmollinger)
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya