Jakarta: Presiden Indonesia Joko Widodo memimpin perayaan Hari Kemerdekaan ke-79 pada hari Sabtu, menandai peristiwa bersejarah di Nusantara, ibu kota masa depan yang saat ini sedang dibangun di hutan Kalimantan.
Perayaan Hari Kemerdekaan diadakan untuk pertama kalinya di lokasi baru, yang mencerminkan rencana ambisius pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta.
Widodo didampingi oleh Menteri Pertahanan dan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Sementara itu, acara serupa juga digelar di Jakarta dengan menghadirkan Wakil Presiden Maruf Amin dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raqqa, putra sulung Widodo.
Sekitar 1.300 pejabat dan tamu berpakaian adat dari berbagai provinsi di Indonesia berkumpul di istana kerajaan baru di Nusantara.
Ketika menyampaikan sambutannya dalam sebuah pernyataan, bukan dalam pidato tradisional, Widodo menekankan pentingnya perayaan tahun ini.
“Nusantara mewakili awal dari tiga transformasi besar Indonesia: ibu kota baru, pergantian kepemimpinan, dan persiapan Indonesia Emas 2045,” ujarnya. Rencana tersebut bertujuan untuk mengangkat Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045, peringatan seratus tahun kemerdekaan dari Belanda.
Terletak di Kalimantan Timur di pulau Kalimantan, Nusantara berjarak sekitar 1.200 km dari Jakarta di pulau Jawa. Diumumkan secara resmi pada tahun 2019, pemindahan ibu kota dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, kepadatan penduduk, dan polusi yang parah di Jakarta. Jakarta adalah salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia.
Widodo menggambarkan proyek Nusantara senilai $32 miliar sebagai cara untuk mendistribusikan kekayaan secara lebih merata di seluruh Indonesia, berbeda dengan pulau Jawa, yang memiliki 56 persen populasi dan hampir 60 persen aktivitas ekonomi. Namun, para kritikus melihat rencana tersebut sebagai langkah untuk memperkuat warisan Widodo sebelum masa jabatannya berakhir pada bulan Oktober.
Proyek ini dijadwalkan selesai pada tahun 2045 dan diharapkan menjadi “kota hutan” yang didukung oleh energi terbarukan. Keputusan presiden yang akan ditandatangani oleh penerus Widodo, Subianto, akan meresmikan pemindahan ibu kota. Subianto berjanji melanjutkan proyek tersebut setelah menjabat pada 20 Oktober.
Nusantara menghadapi penundaan dan kesulitan dalam menarik investasi asing yang diharapkan. Para pemerhati lingkungan dan masyarakat adat mengkritik rencana tersebut, dengan alasan perkembangan yang pesat dan kurangnya konsultasi. Aktivis melancarkan protes di dekat jembatan baru di distrik Nusantara. Kebebasan!”
Ari Rompas dari Greenpeace Indonesia menuduh Widodo meninggalkan warisan ketidakadilan dalam rencana tersebut, yang menurutnya mengabaikan hak-hak masyarakat adat dan melayani elit politik.
Awal bulan ini, pemerintah memperkenalkan insentif seperti hak atas tanah jangka panjang untuk menarik investasi swasta, yang bertujuan untuk menutupi 20 persen anggaran proyek. Para pemerhati lingkungan memperingatkan dampak proyek terhadap spesies yang terancam punah seperti orangutan dan monyet berhidung panjang, yang habitatnya terancam akibat pembangunan.
Meike Inda Erlina dari Trend Asia mengkritik Nusantara sebagai “skema bisnis” yang hanya menguntungkan segelintir orang, sehingga menimbulkan beban ekonomi dan lingkungan pada masyarakat luas.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya