Pihak berwenang Indonesia mengatakan mereka telah menyita sebuah kapal tanker Iran dan menangkap awaknya karena mentransfer minyak secara ilegal ke kapal lain di zona ekonomi eksklusif negara itu.
JAKARTA, Indonesia — Pihak berwenang Indonesia mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka menyita sebuah kapal tanker Iran dan menangkap awaknya karena mentransfer minyak secara ilegal ke kapal lain di zona ekonomi eksklusif negara tersebut.
Sebuah kapal berbendera Iran – MT Arman 114 – membawa 272.569 metrik ton (2,3 juta barel) minyak mentah senilai 4,6 triliun rupee ($305 juta) disita pada hari Jumat saat mengangkut minyak secara ilegal ke kapal tanker berbendera Kamerun – MT S Tinos. – Zona ekonomi eksklusif Indonesia di Laut Naduna, kata Kepala Penjaga Pantai Indonesia Ann Gurnia.
Sebuah kapal penjaga pantai Indonesia mendeteksi aktivitas mencurigakan pada dini hari dan berusaha mendekati kedua kapal tanker tersebut. Kapal tanker Iran memecahkan pipa yang menghubungkan dua kapal tanker, menumpahkan minyak dan mengalir menuju perairan Malaysia. Kapal tanker itu mengabaikan berbagai sinyal untuk berhenti, dari peringatan melalui klakson dan pengeras suara hingga tembakan di udara, kata Gurnia.
Kapal tanker Iran yang membawa tiga penumpang selain awaknya itu kemudian ditangkap oleh Penjaga Pantai Indonesia dengan bantuan timpalannya dari Malaysia. Kapal tanker berbendera Kamerun itu berhasil kabur.
Pihak berwenang masih menanyai kapten kapal tanker berkewarganegaraan Mesir dan 28 awak Suriah, kata Gurnia.
Gurnia mengatakan kapal tanker itu menghadapi berbagai pelanggaran seperti tidak mengibarkan bendera nasional, meliputi sistem identifikasi, penahan ilegal, transfer bahan bakar ilegal antar kapal dan tumpahan minyak.
Pihak berwenang membawa kapal tanker Iran itu ke Pulau Batam dekat Singapura untuk penyelidikan lebih lanjut, kata Gurnia.
Pada tahun 2021, pihak berwenang Indonesia menyita kapal tanker Iran dan sebuah kapal tanker Panama sehubungan dengan transfer minyak ilegal serupa. Kapal tanker itu dibebaskan setelah kasus pengadilan di mana mereka didenda 2 miliar rupee (hampir $140.000) karena menumpahkan minyak di laut. Kapten kapal dijatuhi hukuman satu tahun penjara.
Setelah mantan Presiden Donald Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir Teheran dengan kekuatan dunia pada 2018, Iran, yang memiliki cadangan minyak dan gas alam yang besar, sangat terpengaruh oleh sanksi AS atas penjualannya ke luar negeri. – Ekonomi anemia.
Sejak itu, Iran mengandalkan penjualan pasar gelap dan kontrak dengan Venezuela untuk melanjutkan penjualannya.
Tanker minyak milik negara Iran secara rutin mematikan pelacak sistem identifikasi otomatis mereka untuk bersembunyi di mana mereka mengirimkan kargo mereka. Suar AIS itu adalah tindakan pengamanan sehingga kapal lain dapat mengetahui dan melacak apa yang ada di sekitar mereka. Analis mengatakan kapal-kapal itu sering mentransfer minyak mereka ke kapal lain dan kemudian menjual minyak mentah dengan alasan palsu.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya