Tempo.co, Jakarta – Pemerintah Indonesia telah menyiapkan 15 tenaga medis dari TNI Angkatan Pertahanan (TNI) untuk menjalankan misi kemanusiaan jalur Gaza.
Ke-15 tenaga medis tersebut merupakan bagian dari tim beranggotakan 25 orang yang akan dikerahkan pada gelombang pertama ke rumah sakit terapung milik UEA di El Arish, Mesir, sebelum dipindahkan ke Rafah. Tujuannya adalah untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina.
Hal ini diumumkan oleh Mayor Jenderal Ujang Darvis, Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan.
“Setelah 15 personel awal tiba dengan selamat di rumah sakit lapangan di Rafah, kami akan menggantinya dengan 15 personel ke rumah sakit terapung di El Arish,” kata Darvis kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam pengarahan pra pemberangkatan, Rabu, Agustus. 7 Agustus 2024.
Rombongan pertama dijadwalkan berangkat pada Jumat pagi, 9 Agustus 2024.
Oleh karena itu, total 40 tenaga kesehatan akan dikerahkan untuk kerja kemanusiaan di El Arish dan Gaza, jika perpindahan dari El Arish ke Rafah berjalan lancar. Personilnya, termasuk empat perwira perempuan, berasal dari tiga cabang TNI.
Darvis dalam keterangannya mengatakan, rumah sakit terapung di El Arish merupakan tempat berkumpulnya para tenaga kesehatan yang ingin masuk ke Gaza untuk melakukan kerja kemanusiaan. Ini juga merupakan titik terdekat dengan penyeberangan Rafah di Gaza selatan.
Dirjen memastikan para petugas medis akan mendapatkan fasilitas yang lengkap selama penempatannya seperti yang disampaikannya pada kunjungan sebelumnya ke Rumah Sakit Terapung El Arish.
Fasilitas di sana lengkap. Ada laundry gratis, gimnasium, dan lapangan voli yang bisa digunakan petugas kesehatan untuk menjaga kesehatan fisik, katanya.
Lebih lanjut ia menyebutkan, 40 personel tersebut mendapat pelatihan pra pemberangkatan selama 5 hari di Pusat Misi Penjaga Perdamaian (PMPP) TNI di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
diantara
Pilihan Editor: Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru di Gaza utara setelah serangan roket baru
klik disini melakukan mendapatkan Berita terkini Tempo di Google News
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya