November 21, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Indonesia berinvestasi di pabrik baterai pertama di Asia Tenggara yang menjadi hub EV

Indonesia berinvestasi di pabrik baterai pertama di Asia Tenggara yang menjadi hub EV

Indonesia Ini permulaan pertama Kendaraan listrik (EV) pabrik baterai, pertama Asia TenggaraSebagai bagian dari usaha patungan senilai $1,1 miliar dengan Korea Selatan Hyundai Dan LG. Fasilitas di Jawa Barat bertujuan untuk berkembang menjadi hub EV regional di Indonesia. Pada peresmian pabrik pada bulan Juli, Presiden Joko Widodo menekankan bahwa investasi tersebut akan menempatkan Indonesia sebagai pemain penting dalam rantai pasokan kendaraan listrik global. Meski terbesar di dunia Cadangan nikelNegara ini menghadapi tantangan termasuk terbatasnya kapasitas pemrosesan, permasalahan lingkungan dan persaingan dari teknologi baterai lainnya.
Thailand saat ini mendominasi Asia Tenggara pasar kendaraan listrik Dengan pangsa sebesar 78,7%, Indonesia hanya menyumbang 8%. Sebagian besar sel baterai yang diproduksi di pabrik baru tersebut akan diekspor ke anak perusahaan Hyundai di Korea Selatan dan India, yang menegaskan komitmen Hyundai untuk mendukung industri kendaraan listrik di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan beberapa insentif untuk merangsang pasar kendaraan listrik lokal, termasuk keringanan pajak, yang telah mendorong pertumbuhan penjualan. Data Ikatan Otomotif Indonesia menunjukkan 23.000 mobil bertenaga baterai terjual pada Januari hingga Agustus 2024, naik dari 17.000 pada tahun 2023.
Peraturan baru ini memungkinkan produsen untuk mengimpor kendaraan listrik bebas bea hingga tahun 2025 jika mereka berinvestasi dalam produksi lokal. Produsen mobil Cina Wuling Mereka juga telah mengumumkan rencana untuk memproduksi baterai EV di Indonesia pada akhir tahun 2024. Mengingat cadangan nikel Indonesia yang melimpah sebagai keunggulan kompetitif, mereka ingin menarik perhatian produsen mobil sebelum berinvestasi di tempat lain. Namun, investasi di sektor baterai kendaraan listrik masih rendah, hanya sebesar rupee 19,14 triliun ($1,2 miliar) dari tahun 2020 hingga September 2024, dibandingkan dengan investasi di sektor nikel sebesar rupee 514,8 triliun.
Meskipun negara ini memiliki banyak nikel, negara ini mengimpor bahan olahan untuk produksi baterai. Para pemerhati lingkungan telah menyampaikan kekhawatiran mengenai dampak penambangan nikel terhadap penggundulan hutan, dan munculnya baterai litium besi fosfat yang murah dapat mengurangi permintaan akan produk berbasis nikel. Meskipun tantangan masih ada, pimpinan perusahaan patungan ini optimis terhadap masa depan ekosistem baterai Indonesia. Pembuatan baterai dan pasar otomotif yang berkembang.

READ  Organisasi Perdagangan Sri Lanka dan pejabat Indonesia membahas perjanjian perdagangan tersebut