Kementerian Pertahanan Indonesia (MoD) mengumumkan dalam sebuah upacara di Jakarta pada tanggal 2 Oktober bahwa angkatan bersenjata menerima 569 kendaraan militer yang diproduksi secara lokal.
Kendaraan militer baru terbaru dikirimkan oleh perusahaan milik negara PT Bindad, anak perusahaan utama konsorsium TI Pertahanan, dan perusahaan swasta termasuk Centra Surya Ekajaya (PT SSE) dan PT Ralika.
Tahap kedua kendaraan ini terdiri dari delapan tank medium Harimau, yang memenuhi pesanan awal Kementerian Pertahanan sebanyak 18 tank setelah 10 tank pertama dikirimkan pada bulan Februari.
Tank medium Harimau merupakan hasil kolaborasi sistem pertahanan FNSS milik PT Bindad dan Türkiye. Tangki tersebut berasal dari Kaplan MT, perusahaan patungan bernama Modern Medium Weight Tank (MMWT).
FNSS sebelumnya memasok lambung Kaplan MT ke PT Pindad, setelah itu CMI Defense memilih untuk mengintegrasikan menara C3105 dan peralatan terkait di fasilitas tersebut.
Berbeda dengan tank tempur utama (MBT) Leopard 2RI yang digunakan oleh militer, berat tempur Harimao adalah sekitar 35 ton, memungkinkannya untuk mengakses jaringan jalan dan jembatan yang kurang berkembang, sehingga memperluas wilayah operasionalnya.
Kendaraan PT Bindad lainnya yang diserahkan pada 2 Oktober antara lain empat kendaraan lapis baja ringan Komodo 4×4, sembilan kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) Anova 6×6, 23 kendaraan tempur lapis baja Pandur 8×8, dan 250 kendaraan taktis Maang 4×4.
Sementara itu, PT SSE milik swasta mengirimkan delapan sistem Rigid Buoyancy Bridge (RBB), sembilan kendaraan Randis 4×4 dalam berbagai konfigurasi, dan delapan peluncur rudal Rances 4×4. Yang terakhir merupakan varian P6 ATAV atap terbuka yang diproduksi perseroan untuk operasi pasukan khusus TNI AU.
Terakhir, PT Ralika milik swasta menyerahkan 250 truk pengangkut pasukan.
Jr.Eng
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya