Pejabat penanggulangan bencana di Indonesia mengatakan banjir dan tanah longsor telah menewaskan sedikitnya dua orang dan merusak ratusan rumah di lima provinsi pada minggu pertama Agustus.
Provinsi Sulawesi Selatan
Hujan deras di Provinsi Sulawesi Selatan pada awal Agustus lalu telah menggenangi beberapa sungai di Kabupaten Lou bagian utara. Pada 3 Agustus, Sungai Masamba meluap, membanjiri sebagian distrik Masamba, mempengaruhi sekitar 750 penduduk dan membanjiri 150 rumah.
Beberapa hari kemudian, hujan lebat membanjiri sungai Uraso dan Lambua pada 06 Agustus, merusak 100 rumah dan mempengaruhi lebih dari 500 penduduk di distrik sumsum tulang dan Sumakaju selatan. Di beberapa daerah terjadi banjir dengan kedalaman 60 cm.
Provinsi Kalimantan Utara
Hujan deras menyebabkan tanah longsor pada 05 Agustus 2021 di Kalimantan Utara, Kabupaten Taragan Tengah, menenggelamkan sebuah rumah di Desa Selengung. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNPP) mengatakan satu orang tewas dalam insiden tersebut.
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Satu orang meninggal dunia setelah tersapu banjir pada 01 Agustus 2021 di Provinsi Nusa Tenggara Timur Kabupaten Ende, Kabupaten Leo Timur. Selama 2 hari berikutnya daerah itu terus banjir, mendorong evakuasi.
Hujan deras juga menyebabkan longsor di dua tempat di Kecamatan Kelimudu, Kabupaten Ende. Tiga rumah dan satu sekolah rusak parah.
Provinsi Ponton
Sebanyak 20 orang mengungsi dan 41 rumah rusak akibat banjir di Kabupaten Serang di provinsi Ponton pada 1 Agustus karena luapan sungai setempat. Di beberapa daerah terjadi banjir dengan kedalaman 1,3 meter.
Juga pada 05 Agustus, negara bagian itu kebanjiran, dengan lebih dari 100 rumah rusak di wilayah Silicon City.
Provinsi Jawa Barat
Hujan deras yang berkepanjangan pada 01 Agustus menyebabkan banjir di Rawa Panjang dan Baburan di Kabupaten Pokor Provinsi Jawa Barat. Sebanyak 190 orang terkena dampak dan 69 rumah rusak.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya