Jakarta. Pembangkit tenaga otomotif Korea Selatan, Hyundai, bersiap untuk memperkenalkan model kendaraan listrik (EV) baru yang akan diproduksi di pabriknya di Indonesia dan diluncurkan tahun depan, kata seorang eksekutif dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Saat ini, Hyundai adalah pemasok kendaraan listrik dominan di Indonesia, dengan model Ioniq 5 yang populer diproduksi di pabrik Karawang di Jawa Barat. Dibanderol dengan harga Rp 750 juta ($49.000), Ioniq 5 berada di atas rata-rata harga mobil baru yang dijual di Tanah Air.
Ioniq 6, model EV lainnya, dibanderol dengan harga Rp 1,19 miliar.
“Kami berharap Hyundai bisa merilis model kendaraan listrik baru dengan harga di bawah Rp 600 juta,” kata konsultan Hyundai Motor ASEAN Lee Kang Hyun dalam wawancara eksklusif dengan Investor Daily Roundtable di Jakarta, Rabu.
Model yang diharapkan dapat menjadi tambahan pada jajaran Hyundai ini kemungkinan akan memperluas basis pelanggan perusahaan dan meningkatkan jumlah kendaraan tanpa emisi di Indonesia, ujarnya.
“Harga sekitar Rp 800 jutaan masih sangat mahal untuk sebuah kendaraan listrik, sedangkan Ioniq 6 kami masih mahal di Rp 1,2 miliar. Jadi kami harus menawarkan model baru yang lebih terjangkau kepada pelanggan kami,” kata Lee.
Model baru ini diharapkan menggunakan baterai yang diproduksi secara lokal di Indonesia.
Hyundai Motor Group, bekerja sama melalui anak perusahaannya Hyundai Energy Indonesia, sedang membangun pabrik baterai di negara tersebut untuk mengamankan pasokan ke pasar kendaraan listrik ASEAN. Produksi massal baterai EV diperkirakan akan dimulai pada paruh kedua tahun depan.
Hyundai akan mendirikan pabrik sel baterai lithium di Karawang dengan investasi bersama dengan LG Energy Solutions Fasilitas ini diharapkan dapat menampung produksi setidaknya 150.000 kendaraan listrik, sehingga semakin mendukung industri kendaraan listrik di negara tersebut.
Dalam upaya memperbaiki lingkungan kendaraan listrik di Indonesia, Hyundai telah membangun 200 stasiun pengisian daya di seluruh negeri.
Tag: Kata Kunci:
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya