Desember 23, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Guru enggan kembali ke pembelajaran online karena pemerintah Indonesia telah memerintahkan sekolah untuk tutup

Jakarta, 31 Juli (Jakarta Post / JST): Banyak guru di daerah terpencil enggan kembali ke pembelajaran online karena kurangnya akses ke sekolah dan siswa mereka karena pembatasan lalu lintas yang ketat di banyak daerah untuk mengendalikan penyebaran Pemerintah-19. Fasilitas untuk melakukannya.

Pengendalian lalu lintas berlapis (PPKM) pemerintah yang diperpanjang hingga Senin, 2 Agustus, memerintahkan penutupan sekolah yang memberlakukan pembatasan Level 3 dan 4 di tingkat dan kota.

Ini adalah area di mana lebih dari 50 kasus yang dikonfirmasi Pemerintah-19 dilaporkan per 100.000 orang per minggu.

Dari 137 daerah di seluruh Indonesia, PPKM pertama kali diperpanjang pada 12 Juli menjadi 449 daerah pada pekan ini, di luar Jawa dan Bali.

Sementara itu, sekolah di 65 wilayah dan kota yang tersisa dengan pembatasan Level 2 yang tidak terlalu parah, wilayah dengan kurang dari 50 kasus yang dikonfirmasi per 100.000 orang per minggu, diizinkan untuk mengembalikan siswa ke ruang kelas dengan kapasitas 50 persen.

Tidak ada area yang berada di bawah level ini.

Noorul Mukhtar, Kepala Pesantren Bima, Muhaimin, mengaku kecewa pendidikan swasta kembali ditunda tanpa batas waktu setelah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang pertama kali masuk ke Level 3. Pada hari Senin.

Setelah enam bulan belajar di akhir tahun ajaran sebelumnya, Muhaimin mengaku kini enggan mengubah sekolah menjadi pembelajaran online yang lebih menantang.

Tidak semua guru dan orang tua di sekolahnya adalah penggemar teknologi yang bersedia menawarkan pembelajaran jarak jauh atau membantu anak-anak mereka dengan sekolah online.

“Rencananya adalah kembali ke sekolah [in July when the new academic year started]; Kita [teachers and students] Semua orang merasa senang. Tapi kemudian Pemerintah-19 [cases] Meningkat lagi,” kata Muhaimin, Senin.

Menurut manajemen NTB, Bima awalnya menunjukkan tanda-tanda yang menjanjikan untuk mengendalikan wabah sebelum gelombang kedua infeksi, mencatat hanya 190 kasus baru dari Januari hingga 1 Juni. Tetapi dengan 500 kasus baru dilaporkan dalam dua bulan, jumlah kasus meningkat.

Muhaimin kini berharap agar manajemen Bima bisa memberikan kejelasan lebih lanjut tentang kondisi sekolahnya, dengan mengatakan bahwa dia belum menerima instruksi berapa lama sekolah harus ditutup.

Tetapi bahkan ketika sekolah siap untuk dibuka kembali, keputusan pemerintah daerah tentang waktu pembukaan kembali sekolah kemungkinan akan mengikuti norma PPKM pemerintah federal, dengan kekhawatiran yang berkembang di kalangan pendidik bahwa umumnya akan berakhir setiap minggu.

Ini berarti sekolah harus beralih antara pembelajaran online dan kelas dari satu minggu ke minggu berikutnya.

“Masalah yang kami lihat adalah kebijakan tersebut tidak dijelaskan dengan baik kepada masyarakat, orang tua atau guru,” kata Chhatriwan Saleem, koordinator nasional Persatuan Pendidikan dan Guru Nasional (P2G).

Dia mengatakan bahwa meskipun sudah mengadakan sesi kelas, sejumlah besar sekolah di seluruh negeri gagal memenuhi persyaratan karena kurangnya sumber daya.

Dengan program vaksinasi guru yang masih tertinggal, masih ada pertanyaan di antara para pendidik, apakah aman bagi sekolah untuk dibuka kembali.

Chatterjee mengatakan pemerintah harus mengambil pendekatan yang lebih tegas untuk memastikan keselamatan siswa.

Sekolah akan mengikuti lembaga pendidikan setempat. Jika mereka berhenti [unqualified] Dari pembukaan kembali sekolah, sekolah akan diikuti. Tapi lembaganya lalai,” kata Chhatriwan. – Jakarta Post / ANN