Google doodle khusus hari ini menampilkan grafik animasi oleh Sariyamin Ismail, yang menunjukkan dia sedang menulis novelnya.
Google Doodle merayakan hari lahir penulis Indonesia Sariamin Ismail.
Google Doodle merayakan ulang tahun ke-112 penulis Indonesia Sariamin Ismail, wanita pertama yang menerbitkan novel di negaranya. Google doodle khusus hari ini menampilkan grafik animasi oleh Sariyamin Ismail, yang menunjukkan dia sedang menulis novelnya.
Lahir pada 31 Juli 1909 di Talu, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), Sariamin Ismail mulai menjajaki dunia puisi pada usia 10 tahun.
Setelah lulus SMA, Ismail menjadi guru. Di satu sisi, dia terus menulis, dan di sisi lain, dia bekerja di beberapa kota di kepulauan Indonesia.
“Ismail adalah seorang penulis yang produktif pada saat suara-suara perempuan Indonesia sedang disensor dan banyak nama panggilan digunakan untuk menghindari pelecehan oleh otoritas lokal,” tulis halaman Google Doodle. Kisah-kisah yang ditulisnya sering menggambarkan kisah-kisah pecinta bintang dan peran takdir.
Novel pertama Ismail, Kalaw Tak Undung (Jika Anda Tidak Beruntung), diterbitkan pada tahun 1933 dengan nama samaran Selayish. Ini adalah “novel pertama yang ditulis oleh seorang wanita dalam sejarah Indonesia. Pada tahun 1937, Ismail mulai menerbitkan cerita di majalah wanita lokal Zoira Gaom Ibo Somatra, yang mempromosikan nilai-nilai keluarga inti yang bertentangan dengan tradisi hubungan saat itu.
Sariyamin Ismail meninggal pada tahun 1995.
Google Doodle hari ini dijelaskan oleh artis tamu Indonesia Ayang Sembaka.
Baca selengkapnya: Google Doodle Rayakan Ulang Tahun Ganguly yang ke 160 Siapa dia
Baca selengkapnya: Google Doodle Merayakan Ulang Tahun ke-122 Ahli Saraf Sir Ludwig Goodman
Klik di sini untuk informasi lengkap tentang Infeksi Virus Corona di IndiaToday.in.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya