Pasang tinggi di beberapa area ini dapat menimbulkan bahaya keselamatan bagi kapal
JAKARTA (Antara) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga pesisir mewaspadai potensi gelombang setinggi satu hingga enam meter di laut Indonesia pada 14-15 Desember 2022.
Kepala Pusat Meteorologi Laut BMKG Eko Prasetyo menjelaskan di sini, Rabu, munculnya gelombang tinggi dipicu oleh pola angin.
Angin kebanyakan bergerak dari timur laut ke timur, bergerak dengan kecepatan delapan hingga 30 hari di Indonesia bagian utara, dan terutama dari tenggara ke barat daya, bergerak dengan kecepatan empat hingga 25 hari di Indonesia bagian selatan.
Berita Terkait: BMKG melarang pembangunan kembali kawasan permukiman di sepanjang Patahan Cugenang
Ia mengatakan, kecepatan angin kencang terpantau di Selat Malaka, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, dan laut Natuna utara.
Angin seperti itu meningkatkan kemungkinan gelombang tinggi di banyak lautan Indonesia, katanya.
Gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter, Selat Malaka, Perairan Barat Aceh, Perairan Timur Pulau Simuulu-Kepulauan Nias, Perairan Pulau Bengulu-Engano, Perairan Barat Lampung, Teluk Lampung Bagian Selatan, dan Selat Sunda Bagian Barat-Selatan.
Pulau Jawa-Perairan Selatan Pulau Sumba, Selat Bali, Lombok, Alas Selatan, Selat Getah Selatan, Selat Sumba Barat, Perairan Selatan Pulau Sau, Laut Mati Bagian Selatan, Daerah Potensi Gelombang Lainnya dengan Ketinggian yang Sama. Panten Samudra Hindia Selatan-Nusa Tenggara Timur.
Sedangkan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talat, Perairan Kepulauan Bidung-Citaro, Laut Maluku Bagian Utara, Perairan Utara dan Timur Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, Papua Barat-Perairan Utara Papua, Pulau Biak dan Samudera Pasifik Utara Halmahera-Papua dapat juga menghadapi gelombang tinggi serupa.
Berita Terkait: BMKG mengajak masyarakat global untuk mengembangkan sistem peringatan siklon tropis
Sedangkan gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter diperkirakan terjadi di Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Pulau Chimelu-Kepulauan Mentawai dan Kepulauan Nias-Lampung di Samudera Hindia Barat. Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna.
Sedangkan Laut Natuna Utara terancam gelombang setinggi empat hingga enam meter.
“Potensi air pasang di beberapa wilayah tersebut dapat membahayakan keselamatan kapal,” kata Prasetio.
Dia berpesan kepada kapal nelayan untuk mewaspadai angin kencang dan gelombang lebih dari 1,25 meter dalam 15 hari, dan operator tongkang mewaspadai angin dan gelombang lebih dari 16 hari. Tingginya lebih dari 1,5 meter.
Selain itu, operator kapal diminta mewaspadai angin di atas 21 knot dan gelombang di atas 2,5 meter.
Sedangkan kapal yang lebih besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar diminta mewaspadai gelombang angin lebih dari empat meter dengan kecepatan di atas 27 hari.
Berita Terkait: Gempa Bali oleh Flores Back-Arc Thrust Aktivitas: BMKG
Berita Terkait: Sesar Baru Penyebab Gempa Cianjur 5,6 M: BMKG
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya