Desember 21, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Duta Besar Baru Indonesia untuk Taiwan Perkuat Hubungan Bilateral

Taipei, Oktober. 29 (CNA) Utusan baru Indonesia untuk Taiwan mengharapkan hubungan bilateral akan membaik di bawah pemerintahan Presiden Indonesia yang baru terpilih, Prabowo Subianto, di tengah kekhawatiran bahwa ketergantungan Jakarta pada perekonomian Tiongkok akan semakin condong ke Beijing.

Taiwan telah menjadi “mitra yang sangat penting” bagi Indonesia, dengan sekitar 300.000 warga Indonesia bekerja dan belajar di Taiwan, kata Arif Sulistio, kepala Kantor Ekonomi dan Perdagangan Indonesia (KDEI) yang baru di Taipei, kepada CNA dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Arif, yang mulai menjabat pada 24 Oktober, mengatakan pemerintah Indonesia memandang Taiwan sebagai pusat perdagangan global dan bukan sekadar pasar ekspor, sehingga menciptakan kemitraan “strategis” melalui sifat perekonomian kedua negara yang saling melengkapi.

Taiwan memiliki sektor manufaktur dan teknologi tinggi yang berkembang dengan baik, sedangkan Indonesia adalah pasar dengan potensi besar dan diberkati dengan sumber daya alam yang melimpah serta pasokan pekerja berkualitas tinggi, kata Arif.

Selain masalah ekonomi, KDEI, yang telah mengkoordinasikan beberapa acara yang diselenggarakan oleh kelompok buruh migran dan pemerintah Taiwan, akan “mendukung penuh” promosi budaya Indonesia, sehingga semakin memperkuat hubungan bilateral, katanya.

Acara budaya yang diadakan masyarakat Indonesia di Taiwan antara lain peragaan busana dan pertunjukan seni bela diri tradisional serta tari, yang membantu mempromosikan pariwisata bilateral, katanya.

“Melalui budaya dan pariwisata, saya berharap dapat meningkatkan hubungan Indonesia dan Taiwan,” kata Arif.

Arif menjanjikan hubungan bilateral yang lebih baik di tengah kekhawatiran bahwa pemerintahan Prabowo akan lebih condong ke Beijing.

Reuters melaporkan pada tanggal 7 Oktober bahwa Prabowo, yang saat itu menjadi presiden terpilih, akan melakukan perjalanan ke Tiongkok pada bulan November untuk bertemu dengan investor dan melibatkan mereka dalam proyek tembok laut raksasa, mengutip penasihat utama dan saudara laki-laki Prabowo, Hashim Jojohadikusumo.

Hashim mengatakan dalam sebuah seminar bahwa Prabowo berencana membangun tanggul laut raksasa dari ibu kota Indonesia, Jakarta, ke kota Surabaya di provinsi Jawa Timur, menurut laporan Reuters.

Itu bulan Oktober. Tiongkok mungkin akan menjadi negara pertama yang mengunjungi Prabowo setelah menjabat pada tahun 20.

Mantan menteri pertahanan ini telah melakukan lebih dari 10 kunjungan luar negeri sejak terpilih sebagai presiden pada bulan Februari, bertemu dengan beberapa pemimpin di Asia, Timur Tengah dan Eropa, termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping (習近平) selama kunjungan pada bulan April. .

Namun, Prabowo belum membuat rencana untuk mengunjungi Amerika Serikat, hal ini memicu kekhawatiran bahwa kebijakan diplomatik Jakarta di Indonesia dan Taiwan dapat mengarah ke Tiongkok dan, pada gilirannya, berdampak negatif pada hubungan Taiwan-Indonesia.

Ketika ditanya apakah kantornya mempunyai rencana untuk berdiskusi dengan pemerintah Taiwan tentang rendahnya upah yang diterima oleh nelayan migran perairan terpencil, pembantu rumah tangga, dan pembantu rumah tangga di Taiwan, kata Arif.

KDEI akan membahas masalah ini pada konferensi perburuhan yang diselenggarakan bersama dengan mitranya di Taiwan, dan “kedua belah pihak harus membahas teknologi secara khusus,” katanya.

Berdasarkan undang-undang Taiwan, gaji bulanan untuk pembantu rumah tangga dan pembantu rumah tangga tidak boleh kurang dari NT$20.000 (US$623,5), sedangkan upah untuk nelayan migran perairan terpencil tidak boleh kurang dari US$550.

Gaji tersebut, jauh di bawah upah minimum Taiwan sebesar NT$28.590, telah menjadi sumber kritik utama dari para pembela hak-hak buruh dan kelompok pekerja migran.

Arif yakin upah pokok para imigran Indonesia dapat dinaikkan agar sesuai dengan upah minimum Taiwan karena adanya risiko yang ada dalam pekerjaan tersebut.

Arif juga mengatakan, kebijakan yang digambarkan sebagai “datang sebagai migran, kembali sebagai wirausaha” akan ia tempuh selama menjabat sebagai Kepala Divisi Perdagangan KDEI pada tahun 2020 hingga 2022.

Program ini mendorong masyarakat Indonesia yang pulang kerja di Taiwan untuk mengekspor produk Indonesia ke Taiwan setelah mereka memperoleh pengetahuan, pelatihan dan keterampilan yang diperlukan untuk memulai usaha ekspor selama masih di Taiwan, katanya.

Hal ini bermanfaat karena mantan pekerja migran di Taiwan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pasar Taiwan dan kebutuhan masyarakat di Taiwan, kata Arif.

“Perlu kita komunikasikan agar teman-teman pekerja migran Indonesia dapat berkontribusi positif terhadap pembangunan perekonomian Indonesia dengan secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan cadangan devisa negara dengan menjadi agen untuk mempromosikan produk Indonesia di pasar Taiwan,” ujarnya.

(Oleh Sean Lynn dan Zachary Lee)

Endidem/LS