× lebih dekat
Seekor badak sumatera lahir pada akhir pekan di Indonesia bagian barat, yang merupakan suaka langka bagi hewan yang terancam punah tersebut.
Seekor badak Sumatera telah lahir di Indonesia bagian barat, kata para pejabat pada hari Senin, di tempat perlindungan langka bagi hewan yang terancam punah tersebut, yang diyakini hanya tersisa beberapa lusin di dunia.
World Wide Fund for Nature (WWF) dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) memperkirakan jumlah badak sumatera di pulau Sumatra dan Kalimantan di Indonesia kurang dari 80 ekor.
Delilah, seekor badak betina, melahirkan seekor anak badak jantan seberat 25 kilogram (55 pon) yang belum disebutkan namanya, yang lahir dari badak Harappa, pada akhir pekan di Taman Nasional Way Compass di Sumatra.
Ini adalah anak sapi kelima yang lahir melalui program pembiakan semi-liar di taman nasional tersebut, kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dalam sebuah pernyataan.
Kawanan badak sumatera di Kompas Way berjumlah 10, yang muncul setelah satu lagi bayi badak sumatera lahir pada bulan September.
“Kelahiran ini merupakan kelahiran badak sumatera yang kedua pada tahun 2023. Hal ini semakin memperkuat komitmen pemerintah terhadap konservasi badak di Indonesia,” ujarnya.
Seorang penjaga keamanan menemukan Delilah tergeletak di samping anaknya yang baru lahir pada hari Sabtu, kata pernyataan kementerian.
Kelahiran yang berhasil jarang terjadi. Andatu, seekor badak jantan yang lahir di Way Compass pada tahun 2012, merupakan badak Sumatera pertama yang dilahirkan di cagar alam di Indonesia setelah lebih dari 120 tahun.
IUCN mengklasifikasikan badak sumatera, yang merupakan spesies badak terkecil, sebagai spesies yang sangat terancam punah.
Berbagai ancaman, termasuk perburuan liar dan perubahan iklim, telah membawa mereka ke ambang kepunahan.
Cula badak sering diperdagangkan secara ilegal untuk pengobatan tradisional Tiongkok.
Indonesia juga berlomba untuk menyelamatkan spesies lain yang terancam punah, badak jawa, yang saat ini jumlahnya kurang dari 80 ekor.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya