JAKARTA (Reuters) – Kelompok hak asasi telah membatalkan acara LGBT Asia Tenggara di Indonesia setelah menerima ancaman keamanan, tanda terbaru meningkatnya tekanan terhadap masyarakat dari kelompok agama konservatif di negara itu, kata penyelenggara.
Homoseksualitas adalah hal yang tabu di Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, kecuali di provinsi Aceh yang diperintah oleh Syariah.
Acara terkait LGBT lainnya di Indonesia juga telah dibatalkan karena keberatan dari kelompok Islam. Pada bulan Desember, AS membatalkan kunjungan utusan khusus LGBT setelah sebuah badan ulama yang berpengaruh mengutuk kunjungan tersebut.
Jakarta akan menjadi tuan rumah ‘ASEAN Queer Advocacy Week’ mulai 17 Juli untuk mempertemukan para aktivis dari seluruh Asia Tenggara untuk mengadvokasi dan mendiskusikan tantangan. Itu diselenggarakan bersama oleh kelompok HAM ASEAN SOGIE Caucus yang berbasis di Filipina, Arus Pelangi yang berbasis di Indonesia dan aktivis lainnya.
Namun Kaukus SOGIE ASEAN mengatakan mereka telah memindahkan acara tersebut ke luar Indonesia untuk “menjamin keselamatan dan keamanan baik peserta maupun penyelenggara”.
“Penyelenggara Pekan Advokasi Queer ASEAN telah memutuskan untuk memindahkan tempat ke luar Indonesia setelah berulang kali menerima ancaman keamanan dari berbagai kelompok,” kata Kaukus SOGIE ASEAN dalam sebuah pernyataan Selasa malam.
Itu mengutip gelombang “sentimen anti-LGBT” di media sosial.
Penyelenggara belum mengungkapkan tempat baru karena masalah keamanan.
Acara tersebut telah menarik perhatian karena Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan regional menteri luar negeri Asia Tenggara minggu ini, menimbulkan pertanyaan dari beberapa kelompok anti-LGBT tentang apakah acara tersebut terkait dengan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Kementerian luar negeri Indonesia mengatakan acara itu “tidak ada” hubungannya dengan blok regional.
Acara LGBT dikutuk secara online dan oleh kelompok-kelompok Islam.
“Pemerintah tidak boleh membiarkan peristiwa yang bertentangan dengan nilai-nilai agama di Indonesia,” kata Anwar Abbas dari Majelis Ulama Indonesia, sebuah badan ulama Islam yang kuat.
Oleh karena itu, kami memperingatkan dan mendesak pemerintah untuk tidak memberikan izin untuk program ini.
(Laporan Ananda Theresia di Jakarta dan Karen Lema di Manila; Diedit oleh A. Anandalakshmi dan Raju Gopalakrishnan)
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya