Lini produksi bulu tangkis Indonesia masih berjalan lancar, dengan munculnya Christian Adinata sebagai bintang tunggal putra terbaru.
Petenis nomor 56 dunia Christian mengejutkan peringkat 18 dunia Chico Ara untuk merebut emas di SEA Games di Kamboja.
Christian bertarung dengan gemilang melawan juara Malaysia Masters 2022 Chico untuk menang 21-12, 18-21, 21-18 di final di Morotok Tekko Badminton Hall di Phnom Penh kemarin.
Kemenangan petenis berusia 21 tahun itu semakin luar biasa karena ia hanya digantikan pada menit terakhir oleh petenis nomor 31 dunia Shazer Hiren, yang mengalami cedera paha kirinya.
Emas ini sangat penting bagi saya karena ini adalah kemenangan terbesar dalam karir saya sejauh ini, kata Christian.
“Persaingan sangat ketat karena kami tahu kekuatan dan kelemahan satu sama lain dengan sangat baik. Saya fokus pada setiap poin dan saya sangat bersyukur telah keluar sebagai pemenang.
“Kemenangan telah memberi saya lebih percaya diri dan saya ingin bekerja keras untuk mengejar senior saya.”
Bergabung dengan susunan pemain Christian, Indonesia memiliki jajaran pemain tunggal putra yang impresif seperti peringkat 2 dunia Anthony Ginting, peringkat 6 dunia Jonathan Christie selain Chico dan Shazer.
Christian sekarang berharap untuk membuat tanda di Malaysia Masters dari 23-28 Mei dan Thailand Terbuka dari 30 Mei-4 Juni.
Indonesia juga meraih emas di ganda putra dan putri.
Di kategori ganda putra, peraih medali perak tahun lalu Pramuthya Kusumavardhana/Yeremia Rumbitan melangkah lebih jauh setelah mengalahkan pasangan Thailand Peeratsai Sukbun/Bakaphon Theerratsakul dari Thailand 21-17, 21-19.
Di ganda putri, Febriana Dwibuji-Amalia Sakaya meraih emas setelah mengalahkan rekan setimnya Meylisa Pusbitasari-Rachel Rose 21-17, 21-16.
Di tunggal putri, Thailand menggagalkan kemenangan Indonesia dengan mengalahkan rekan senegaranya Pitayaborn Saiwan 21-12, 21-14.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya