JAKARTA, 18 Juni (Bernama) — Sedikitnya 138 jemaah Indonesia meninggal dunia di Arab Saudi, kata Konsulat RI di Jeddah.
Duta Besar Urusan Haji Nasrullah Jasam membenarkan kematian tersebut disebabkan berbagai sebab, termasuk sengatan panas.
“Meski heat stroke menjadi salah satu faktor penyebabnya, sejauh ini belum menyebabkan kematian secara langsung,” ujarnya kepada CNN Indonesia.com, Senin.
Meski demikian, Nasrullah mencatat jumlah jemaah haji yang meninggal pada tahun ini menurun signifikan dibandingkan tahun lalu sebanyak 212 orang meninggal.
Tahun ini, Indonesia total memberangkatkan 241.000 jemaah haji yang terdiri dari 213.320 jemaah reguler dan 27.680 jemaah khusus.
Melansir CNN Indonesia.com, musim haji di Arab Saudi kali ini ditandai dengan panas terik dengan suhu mencapai 45 hingga 48 derajat Celcius.
Para pejabat telah mengeluarkan pedoman kesehatan bagi umat untuk menggunakan payung untuk berteduh, tetap terhidrasi dan beristirahat secara teratur untuk menghindari kelelahan selama ritual.
Upaya mitigasi panas terik ini antara lain dengan memasang pendingin udara yang dipercikkan air di berbagai titik sepanjang jalur ziarah agar jamaah tetap sejuk dan segar di tengah cuaca yang menantang.
Laporan menunjukkan bahwa 14 jamaah haji Yordania dan lima jamaah Iran meninggal karena sengatan panas di Mekah dan Madinah, meskipun penyebab pasti kematian mereka masih belum jelas.
— nama
BERNAMA menyediakan berita dan informasi terkini yang otentik dan komprehensif yang disebarluaskan melalui kabel BERNAMA; www.bernama.com; Bernama TV di saluran Astro 502, Unify TV 631 dan MyTV 121 IFLIX dan Bernama Radio di FM93.9 (Klang Valley), FM107.5 (Johor Bahru), FM107.9 (Kota Kinabalu) dan FM10000 (Kota Kinabalu) di freK100. 9.
Ikuti kami di media sosial:
Facebook: @bernamaofficial, @bernamatv, @pernamaradio
Twitter: @bernama.com, @Bernama TV, @pernamaradio
Instagram: @bernamaofficial, @bernamatvofficial, @bernamaradioofficial
TIK tok: @bernamaofficial
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya